pupuk hijau yakni sekumpulan materi organik yang pernah mendapati sistem pelapukan lantaran terdapatnya interaksi berbentuk penguraian oleh jasad renik yang berbentuk kuman pembusuk yang bertindak di dalam materi organik itu.
materi organik yang dimaksudkan sanggup berbentuk rumput, sisa dahan, jerami, kotoran binatang piaraan, bunga yang pernah gugur, serta sedang banyak lagi.
teknik pelapukan materi organik itu bakal berlangsung selaku natural oleh jasad renik yang bakal berkembang produktif kreatif p tampak kawasan yang bersimbah serta lembab, namun kedatangan pupuk hijau sanggup menolong memacu sistem pelapukan.
Dengan terdapatnya pupuk hijau, pelapukan sanggup berlangsung dalam periode 1 – 3 bulan, sementara itu bila tidak memanfaatkan pupuk hijau bakal menyantap periode puluhan ketahuin buat mendapati pelapukan selaku sempurna.
Pupuk pupuk hijau terbuat dengan menguraikan sisa-sisa dari tumbuhan serta binatang dengan sokongan makhluk bernyawa hidup yang sanggup berbentuk jasad renik ataupun makroorganisme. materi-materi yang buat membuat pupuk pupuk hijau terhitung simpel akibatnya seluruh orang sanggup buatnya sendiri.
Jenis-Jenis Pupuk Kompos
Mengutip dari laman rimbakita.com, Pupuk kompos terbuat dari sampah organik. Sampah organik memiliki berbagai jenis. Pembuatan pupuk kompos dari sampah organik yang berbeda juga akan menghasilkan pupuk kompos yang berbeda jenisnya, sehingga pupuk kompos memiliki beberapa jenis, yaitu:
1. Pupuk Kompos Hijau
Jenis pupuk ini terbuat dari sampah organik hijau yang berupa sisa rumput, sayuran, daun, buah-buahan, ampas kopi atau teh, sampah dapur, dan kotoran hewan. Sampah yang diklasifikasikan sebagai sampah organik hijau memiliki kandungan nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman untuk membentuk asam amino.
2. Pupuk Kompos Cokelat
Jenis pupuk ini terbuat dari sampah organik cokelat yang berupa jerami, rumput kering, daun kering, kulit jagung, sisa serutan kayu, dan sejenisnya. Sampah cokelat memiliki kandungan zat karbon yang dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme pengurai.
3. Kompos Bagase
Kompos bagase berasal dari ampas tebu, dari limbah padat industri gula. Biasanya, limbah bagase terdapat dalam jumlah yang banyak dan berpotensi untuk dikembangkan untuk membantu menyuburkan tanah. Pembuatannya memakan waktu yang cukup lama dan perlakuan khusus dengan menambahkan mikroorganisme selulotik karena nisma C.N bagase terlalu tinggi, sekitar 220.
Biasanya, pupuk bagase digunakkan oleh petani perkebunan tebu untuk tanaman tebu kembali.
4. Kompos Cacing
Kompos jenis ini berasal dari proses timbal balik cacing tanah dengan mikroorganisme. Prosesnya dapat digambarkan dengan penguraian yang dibantu oleh cacing tanah yang kemudian dilanjutkan oleh mikroorganisme lain. Kompos cacing disebut juga dengan casting yang mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman dan juga mengandung 20 C/N untuk pemupukan tanah.
Kompos cacing adalah salah satu cara membuat kompos dengan cara vermikompos. Vermikompos juga bisa dilakukan oleh belatung.
5. Kompos Cair
Kompos cari dibuat melalui pengomposan basah yang prosesnya melewati tahap aerob dan anaerob. Pemberian takaran kompos cair harus benar-benar tepat karena jika berlebihan akan mengakibatkan daun layu.
Kompos jenis ini dianggap lebih mudah diserap oleh akar tanaman dan lebih efektif jika digunakan sebagai pupuk daun daripada akar, kecuali jika pada sistem tanam hidroponik.
6. Kompos Aerob
Pembuatan kompos ini dilakukan melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen dengan bahan baku sisa tanaman atau kotoran hewan maupun campuran keduanya. Untuk membuatnya diperlukan sekitar 40 sampai 50 hari yang dapat disesuaikan dari jenis dekomposernya maupun bahan baku pupuk organik.
7. Kompos Bokashi
Terbuat dari bahan organik melalui proses fermentasi dengan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) yang mengandung mikroorganisme seperti Actinomycetes, Lactobacillus sp., Khamir, dan Streptomyces. EM4 adalah campuran dari bakteri yang berbentuk cair.
Selain itu, EM4 dapat merangsang perkembangan mikroorganisme lain untuk mengikat nitrogen, mikroorganisme yang merugikan tanaman, dan pelarut fosfat.
Manfaat Pupuk Kompos
Pupuk kompos memiliki manfaat yang sangat bagus bagi pertumbuhan tanaman yang baik. Dari laman fpp.umko.ac.id, berikut adalah beberapa manfaat pupuk kompos.
1. Sebagai Sumber Nutrisi Tanaman
Tanah yang saling melekat antara debu, pasir, dan liat adalah menandakan tanah yang memiliki kualitas bagus. Kompos dapat digunakan untuk merekatkan tanah lalu dapat menjadi penyeimbang tingkat kerekatan tanah, dan menarik mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah yang dapat membuat tanah menjadi gembur,
Unsur hara dibutuhkan untuk membuat tanah subur. Terdapat tiga golongan unsur hara, yaitu:
– Unsur Hara Mikro: beberapa yang termasuk ke dalam unsur hara mikro adalah seng (Zn), tembaga (Cu), Mangan (Mn), klor (Cl), dan molibdenum (Mo)
– Unsur Hara Makro Primer: unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti P,K, dan N
– Unsur Hara Makro Sekunder: unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti kalsium (Ca), belerang (S), dan magnesium (Mg)
2. Meningkatkan Ketersediaan Unsur Mikro
Unsur mikro yang terkandung di dalam kompos dibutuhkan untuk kesuburan tanah. Beberapa diantaranya adalah Zn, Cu, Mn, Mo, dan Fe.
3. Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
KTK adalah sifat kimia yang memiliki kaitan yang erat dengan tanah yang subur. Kandungan KTK tinggi yang terdapat pada tanah akan lebih mampu untuk menyediakan unsur hara daripada tanah yang memiliki kandungan KTK rendah.
Kompos dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kadar KTK karena kompos dapat meningkatkan aktivitas biologi tanah. Mikroorganisme yang terdapat pada kompos bisa membuat tanah menjadi seimbang yang berarti tidak terlalu lembab maupun tidak terlalu kering dan menjadi sejuk.
4. Meningkatkan pH Tanah pada Tanah yang Asam
Hujan berkepanjangan dapat mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini dikarenakan ion-ion yang terdapat pada tanah seperti Mg, Ca, K, dan P tercuci oleh air hujan.
Tanah yang asam membuat fosfor (P) terikat pada A1, lalu tanah yang asam mengandung oksigen (O2) dalam jumlah yang sedikit sehingga bakteri aerob yang terdapat pada tanah tidak dapat menguraikan bahan-bahan organik dalam tanah.
Selain manfaatnya terhadap tanaman, penggunaan pupuk kompos juga dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung pada beberapa aspek lainnya.
Diantaranya adalah mengurangi limbah, mengurangi biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah, memiliki nilai jual yang terbilang tinggi jika sudah diolah menjadi pupuk kompos, dan mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan mengurangi pelepasan gas metana ke atmosfer dengan berkurangnya sampah makanan dan sampah organik lainnya yang membusuk.
Cara Membuat Pupuk Kompos
Dikutip dari jurnal Universitas Udayana yang didapatkan dari simdos.unud.ac.id, pupuk kompos dapat dibuat dengan dua cara:
1. Proses Aerob (membutuhkan udara)
Untuk melakukannya, perlu dilakukan di tempat terbuka dan memiliki sirkulasi yang baik. Prosesnya memakan waktu kurang lebih selama 2 bulan.
2. Proses Anaerob (tanpa udara)
Pembuatan kompos dengan proses ini harus dilakukan di tempat tertutup dan perlu ada aktivator atau starter yang berupa mikroorganisme untuk mempercepat proses pembuatan kompos. Aktivator yang biasanya digunakan untuk membuat pupuk kompos dengan cara anaerob adalah EM4. Prosesnya memakan waktu selama 4 – 14 hari.
Pembuatan pupuk kompos secara aerob dan anaerob menghasilkan kompos dengan kualitas yang kurang lebih sama. Berikut adalah cara pembuatannya.
1. Pembuatan Pupuk Kompos Secara Aerob/Normal
– Arang sekam, hijauan/jerami/sekam, kapur bubuk, kotoran ternak
– Siapkan bak pengomposan dengan lebar 1 meter dan panjang 1,5 meter, lebih baik jika diberi peneduh untuk menghindari hujan
– Siapkan bahan organik dan pecah menjadi potongan kecil
– Susun semua bahan secara berlapis di dalam bak, lalu tiap lapisannya disiram air hingga kelembaban 40 %
– Masukkan beberapa bamboo yang sudah dilubangi ke dalam bahan kompos, kemudian tutup dengan karung goni/terpal
– Balik bahan kompos setiap minggu hingga matang (biasanya selama 8 minggu)
– Setelah 8 minggu dan tumpukan tersebut tinggal 1/3 dari tinggi semula berarti sudah dapat dipanen jika tekstur mudah hancur, bau tidak menyengat seperti tanah, dan berwarna coklat kehitaman.
Susunan pupuk aerob (dari bawah):
Kotoran ternak, kapur bubuk, hijauan/jerami/sekam, arang sekam, kotoran ternak, kapur bubuk, hijauan/jerami/sekam, arang dan arang sekam. Sisakan dengan ketinggian minimal 1 meter.
2. Pembuatan Pupuk Kompos Secara Anaerob
Syarat:
– Bahan kompos dicacah sampai kecil (1 cm)
– Aktivator harus tercampur merata ke seluruh bahan kompos
– Bahan kompos harus memiliki kandungan air yang cukup untuk membantu kehidupan jasad renik di dalam aktivator kompos. Bahan kering lebih sulit dijadikan kompos, sedangkan bahan yang terlalu basah akan menghambat prosesnya
– Bak pengomposan harus selalu ditutup untuk menghindari air hujan, cahaya matahari, penguapan, dan perubahan suhu.
Campuran Bahan (bahan harus kering)
1. Kotoran ternak 1 blek
2. Arang sekam 1 blek
3. Dedak halus 1 blek
4. Hijauan/serbuk gergaji/pakan ternak 1 blek
5. Molases atau tetes tebu 5 sendok makan
6. EM4 5 sendok makan (1 sdm +- 15 ml)
7. Air 10 liter
Langkah-langkah:
– Siapkan bahan kompos, pilih bahan yang lunak yang terdiri dari limbah hewan atau makanan seperti ampas tahu, tanaman, kotoran hewan, dan lain-lain
– Ranjang bahan kompos sehalus mungkin
– Siapkan terpal plastic dan campurkan seluruh bahan kompos sampai merata di atas terpal
– Larutkan molasses ke dalam air dan tambahkan EM4, lalu aduk sampai rata
– Siram larutan molases dan EM4 ke dalam campuran bahan hingga kadar air mencapai 40% (caranya: kepal campuran dan lepas, campuran masih menggumpal, tetapi kalau disentuh jari akan pecah)
– Ratakan campuran di atas terpal atau lantai dengan ketinggian 15 – 20 cm
– Tutup campuran dengan terpal atau karung goni sampai rapat
– Dalam waktu 4 – 5 hari kompos sudah matang dengan ciri-ciri memiliki bau tidak sedap seperti bau tape dan memiliki warna keputihan karena ada lapisan jamur.
Edukasi Pengolahan Sampah, Emak-emak Bekasi Ikut Pelatihan Pupuk Kompos Foto: Rifkianto Nugroho
Cara Membuat Kompos dengan Tong Plastik
– Siapkan tong plastik kedap udara