Kebijakan Pendidikan di IKN Adopsi Program Merdeka Belajar Plus

Ibu Kota Nusantara (IKN) memilih delapan sekolah model guna melaksanakan penerapan Peta Jalan Pendidikan di IKN, dari jenjang pendidikan tingkat PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA dan SMK di Kecamatan Sepaku ,Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).

Hal ini dikatakan Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin melalui Direktur Pelayanan Dasar, Suwito saat membuka Rapat Koordinasi Peta Jalan Pendidikan IKN bagi Sekolah Model Implementasi Pendidikan di IKN, Minggu (2/6/2024) di Ruang Pertemuan Hunian Pekerja Konstruksi IKN, Sepaku.

Ada delapan sekolah yang kami jadikan sebagai model penerapan Peta Jalan Pendidikan yang kelak dijadikan sebagai pola belajar dan mengajar di seluruh sekolah di wilayah destinasi IKN,” ujar Suwito saat membuka kegiatan.

Diungkapkannya, sebetulnya Peta Jalan Pendidikan ini sudah difinalkan oleh pihaknya dan kini masih menunggu untuk disahkan, harapannya bisa menjadi arah untuk pembangunan pendidikan di IKN. Oleh karena itu, sebelum diimplementasi ke 360 sekolah di IKN, maka terlebih dahulu di-pilot projekkan di sekolah sekolah model.

 

Tujuan utama dari program ini adalah membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap pelajaran yang diajarkan. Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) Otorita IKN Alimuddin, menyampaikan hal itu saat membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas Guru dalam Pembelajaran Berpusat pada Murid di Wilayah IKN (PTM) 2. “Kebijakan pendidikan di IKN adalah Merdeka Belajar Plus, yang dirancang untuk menjadi lebih padat dan sederhana,” ujarnya,
Dan terpilih ada delapan sekolah, dimana kita lakukan persiapan dengan rapat koordinasi hari ini, harapannya, sekolah model ini bisa meneruskan ke sekolah yang lain,” tuturnya.

Namun, tambahnya, dalam rangka implementasi Peta Jalan Pendidikan IKN, maka perlu menyamakan persepsi, setelah paham maka dilakukan penyusunan kebutuhan-kebutuhan apa yang diperlukan guna mendukung program ini agar dalam berjalan dengan baik.

“Saya menilai para peserta merupakan pioner-pioner sekolah, dan tidak menutup akan menjadi pendamping di sekolah-sekolah lain,” tegasnya.

Karena, lanjutnya, Otorita IKN tidak mungkin bekerja sendiri sehingga membutuhkan peran serta para peserta untuk melaksanakan pengembangan bidang pendidikan di IKN sebagai Kota Dunia untuk Semua.

Untuk diketahui, tambahnya, rapat ini juga dihadiri oleh para pakar yang telah ikut menyusun Peta Jalan Pendidikan. Sehingga mereka juga akan memberikan penjelasan serta mendiskusikannya dengan seluruh peserta.

Kepala Balai Guru Penggerak Kaltim Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi, Wiwik Setiawati dalam laporannya membeberkan, total peserta kegiatan mencapai sebanyak 145 orang para guru, pengawas dan kepala sekolah berasal dari delapan sekolah di wilayah IKN Kecamatan Sepaku.

Adapun kedelapan sekolah itu antara lain, TK. Mitra Pradana, SD Negeri 004, 007, 014, 017 dan SD Negeri 020, lalu SMP Negeri 27, SMA Negeri 3 PPU, SMK Negeri 1 PPU, lalu para pengawas atau penilik, PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK di wilayah IKN.

Adapun tujuan dari kegiatan rapat koordinasi ini adalah guna menginformasikan tentang Peta Jalan Pendidikan di IKN serta menyusun rencana implementasi Peta Jalan Pendidikan di masing-masing Sekolah.

“Beruntung para bagi sekolah dan guru di Sepaku karena mendapatkan perlakuan khusus untuk mempersiapkan kedatangan warga peserta didik yang nanti pindah dari Jakarta ke IKN,” pungkasnya.

Saat ini, OIKN sedang menyusun peta jalan pendidikan, yang merupakan inisiatif pertama di Indonesia. Peta jalan yang diharapkan selesai pada bulan Mei mendatang, merupakan langkah signifikan, mengingat sebelumnya kebijakan pendidikan dilaksanakan tanpa panduan peta jalan yang jelas. “Kita menyadari bahwa dalam sektor pendidikan, banyak aspek kebijakan pemerintah yang belum diperbaiki. Hal ini terjadi karena kita selalu terikat dengan berbagai regulasi, termasuk petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis), yang membuat perubahan sering kali sulit dilakukan tanpa melanggar aturan yang ada,” tegas Alimuddin.

Oleh karena itu, melalui kegiatan PTM 2 ini, para pendidik diberikan keleluasaan untuk membuat peraturan baru yang tidak bertentangan dengan filosofi atau landasan pendidikan di Indonesia. OIKN berharap semua guru di wilayah IKN dapat menjadi guru penggerak sehingga mereka dapat memainkan peran kunci dalam menginspirasi dan memotivasi siswa, serta mendorong inovasi dalam proses belajar mengajar. Ia yakin guru-guru di wilayah IKN, seperti di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), serta Kecamatan Loa Kulu, Loa Janan, Muara Jawa, Samboja, dan Samboja Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), memiliki kemampuan yang sama. Sistem pendidikan di IKN dirancang untuk menyerupai program atau kebijakan Merdeka Belajar, yang secara khusus bertujuan untuk memenuhi dan melayani kebutuhan minat serta bakat peserta didik.

Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa, program ini mendukung pengembangan individu sesuai dengan keunikan dan potensi mereka, memastikan bahwa setiap peserta didik dapat meraih kesuksesan sesuai dengan bakat dan minatnya. “Ini yang ingin kita coba, yaitu mengaktifkan kembali diagnostik asesmen yang kita lakukan saat penerimaan siswa atau kenaikan kelas. Pertanyaannya adalah apakah ini hanya akan menjadi catatan, atau apakah kita akan menggunakan hasil pemetaan ini untuk melayani dan mengembangkan potensi-potensi peserta didik,” jelasnya. Alimuddin mengajak para tenaga pendidik untuk mengadopsi praktik-praktik baru yang mendukung kemajuan pendidikan, dengan optimisme bahwa generasi mendatang di semua jenjang pendidikan di wilayah masing-masing akan mampu menjawab tantangan yang ada di IKN. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pendidikan terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan masa depan.

Sementara itu, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Timur Wiwik Setiawati mengungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan keinginan para pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru, serta aspirasi orang tua peserta didik yang berada di wilayah IKN untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Wiwik menuturkan, akan berupaya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, termasuk kualitas guru di wilayah IKN sesuai dengan harapan. Sejak tahun 2023, berbagai program telah dilaksanakan, di antaranya adalah forum diskusi yang pertama kali diadakan dengan mengundang kepala sekolah, pengawas sekolah dari dinas pendidikan, serta siswa dan orang tua siswa.

 

By Tina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *